Taksonomi Ikan dalam Iktiologi Modern - wowkece

1/02/2019

Taksonomi Ikan dalam Iktiologi Modern


Taksonomi Ikan dalam Iktiologi Modern


Wowkece - Penamaan dan penggolongan jenis suatu benda atau MH berdasarkan ciri-cirinya, termasuk juga ikan, disebut dengan taksonomi. Istilah ini berasal dari bahasa yunani susunan dan hukum atau pengaturan. Sehingga dapat diartikan sebagai ketentuan cara penyusunan atau pengklasifikasian hewan lebih menggunakan istilah sistematis. Akan tetapi kedua istilah tersebut akhirnya digunakan untuk pengklasifikasian tumbuhan dan juga hewan, termasuk ikan.

Pengelompokan bukan hanya berdasarkan taksonominya saja namun juga berdasarkan letak dari geografisnya, garis lintang dan daratan dan lautan atau bagian-bagian dari laut. Selain itu, Ikan juga dapat dikelompok lebih sempit berdasarkan asal wilayah suhu hidupnya contohnya adalah pengelompokan ikan yang berasal dari laut artika sebagai ikan dari wilayah suhu bagian utara dan ikan yang berasal dari laut antartika sebagai wilayah suhu bagian selatan. Daerah asal ikan juga dibagi berdasarkan tempat atau lingkungan hidup ikan. Contoh, pengelompokan untuk ikan yang hidup di lingkungan perairan tawar dapat dibagi menjadi lingkungan perairan danau, perairan sungai kecil atau perairan sungai besar, perairan rawa dan perairan waduk. Untuk ikan yang hidup di lingkungan perairan payau, misalnya di perairan tambak atau perairan muara. Kebiasaan dan tempat hidup ikan juga dapat dijadikan dasar dalam pengelompokan ikan. Misalnya ikan yang hidupnya di permukaan perairan, di bagian tengah perairan, dan di dasar perairan. Atau bisa juga dikelompokkan menjadi ikan perairan yang mengalir, perairan tergenang dan lain sebagainya.

Untuk ikan atau organisme yang memiliki ciri yang hampir sama, para ahli-ahli taksonomi telah membantu memudahkan dalam penamaan dan pengelompokannya. Mereka membagi ikan atau organisme tersebut dalam kelompok-kelompok sederhana berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki dan keterangannya.

Ada tiga kelompok taksonomi yaitu : 


1. Taksonomi Alfa, merupakan pengelompokan organisme berdasarkan tingkatan pengendalian spesies, tingkah laku dan penamaannya

2. Taksonomi Beta merupakan pengelompokan organisme yang menunjukkan susunan-susunan spesies dalam sistematika klasifikasi.

3. Taksonomi Gamma merupakan pengelompokan organisme dengan cara menganalisa keragaman yang terdapat pada spesies tertentu dengan tujuan mempelajari bagaimana proses evolusinya.

Dasar penyusunan taksonomi dari ikan suatu organisme lain adalah ciri-ciri morfologi, yang kemudian diikuti dengan ciri-ciri fisik, ciri-ciri genetik, dan ciri-ciri ekologi tempat hidup ikan atau organisme lainnya yang dijadikan objek taksonomi. Perkembangan ilmu pengetahuan tentang taksonomi menawarkan beberapa teori teori dan metode-metode berbeda dalam mengelompokkan suatu organisme termasuk ikan yang sekaligus memunculkan tingkat kesalahan dan kebenaran yang berbeda pula. Namun, ketelitian dalam metode adalah kunci utama keakuratan dalam melakukan penamaan atau pengelompokan ikan atau organisme lainnya.

Dalam taksonomi ikan, Kelas merupakan tingkatan dalam pengelompokan ikan. Ada beberapa kelas dalam pengelompokan ikan yaitu kelas Chondrichthyes (ikan bertulang rawan), kelas Aghnatha (ikan yang tanpa rahang) dan kelas Teleostei atau Osteichthyes (ikan dengan tulang yang keras atau bertulang sejati). Pengelompokan selanjutnya adalah Ordo atau biasa disebut susunan, sebagai contoh adalah kelompok ikan dengan labirinth sebagai alat pernafasan tambahan dikelompokkan kedalam Ordo Labirinthisi. Contoh lain adalah ordo Pleuronectiformes, yaitu kelompok dari ikan yang mampu meloncat keluar dari air lalu sesaat berdiam diri di akar mangrove.

Pengertian spesies atau jenis


Spesies merupakan kelompok populasi alami yang benar benar atau memiliki kemungkinan melakukan perkembangbiakan antar populasi tersebut dan secara reproduktif terisolir dari kelompok lain. Kata spesies digunakan oleh John Ray, Linnaeus dan ahli sistimatika lain yang kemudian hingga kini dijadikan acuan. Sebelumnya, penamaan spesies ikan atau organisme lainnya dilakukan berdasarkan morfologi, namun banyak kesulitan yang timbul dalam penamaan dengan metode ini. Sebagai contoh ketika ada perbedaan yang nyata antara ikan dalam satu spesies dan ikan tersebut dianggap sebagai spesies yang berbeda, ternyata masih dalam satu spesies. Salah satu contoh kasus adalah pada strain ikan mas dari Punten dengan strain ikan mas dari Majalaya. Kedua jenis ikan tersebut adalah satu spesies, namun akan berbeda jika diamati secara fisik dimana warna tubuh strain Ikan mas dari Punten adalah hitam kehijauan dan bentuk tubuhnya relatif membulat.

Sedangkan strain ikan mas dari Majalaya tubuhnya berwarna kuning keemasan dan bentuk tubuhnya telatif lebih panjang dibandingkan dengan strain ikan mas dari Punten.

Ini akan menyebabkan ikan yang sebernarnya masih dalam satu spesies akan digolongkan kedalam spesies yang berbeda walaupun tidak ditemukan perbedaan rumus sirip, rumus sisik, tipe sisik dan ciri fisik lain. Oleh karena itu, metode penentuan spesies ikan akan lebih akurat jika dilakukan dengan cara isolasi secara reproduktif dalam satu populasi ikan ini. Sehingga suatu spesies ikan dapat terisolasi dari kelompok atau spesies ikan yang lain. Melalui metode ini, perbedaan gen yang tersusun dalam kromosom suatu spesies dengan spesien lainnya dapat secara spesifik ditunjukkan. Lebih rinci lagi perunutan klasifikasi ini dilakukan secara seluler yaitu dengan melihat ekspresi pada protein tertentu atau susunan DNA pada organisme tersebut.

Adanya sedikit perbedaan dalam satu spesies seperti pada kasus di atas dapat dikategorikan kedalam sub-spesies atau varietas. Banyak spesies-spesies ikan dengan sub-spesies yang lebih dari satu atau disebut juga dengan spesies politypis. Namun apabila suatu spesies ikan tidak memiliki sub-spesies, maka disebut Spesies monotypis. Istilah Sub-spesies adalah istilah untuk kelompok intra-specifik atau kelompok populasi dalam suatu spesies.

Kata depan dari nama spesies merupakan genus dan diawali dengan huruf kapital. Kemudian kata dibelakangnya adalah nama speaies dan disertakan nama penemunya. Jika suatu genus memiliki lebih dari satu spesies dan nama dari spesiesnya belum diketahui secara jelas, penulisannya cukup nama genusnya saja, diikuti oleh huruf spp. ini menunjukkan bahwa didalam golongan genus tersebut memiliki spesies yang atau polytipis. Salah satu contoh adalah dalam penulisan dari spesies ikan belanak. Apabila penulisannya tidak menunjuk pada spesies belanak secara spesifik dikarenakan memiliki lebih dari satu spesies, maka penulisannya cukup Mugil, spp.

Contoh yang lain adalah pada penulisan suatu jenis ikan yang genusnya baru diketahui hanya memiliki satu spesies namun belum secara jelas diketahui nama dari spesiesnya, maka cukup dengan penyertaan huruf sp dibelakang nama genus. Misalnya pada penamaan dari ikan bandeng yang tergolong dalam genus Chanos ditulis Chamos sp. Hal ini disebut juga dengan sibling atau cryptic.

Setelah spesies bisa saja terdapat penggolongan sub-spesies atau varietas jika berdasarkan pada taksonomi. Hal ini terjadi apabila ikan dalam satu spesies masih ditemukan sedikit perbedaan tetapi tidak spesifik. Penulisan suatu sub-spesies dan sub-spesies lainnya harus terpisah, ini berarti ada perbedaan yang jelas walaupun ikan tersebut masih dalam satu spesies.

Berbagai sebab memungkinkan adanya perbedaan sub spesies pada ikan atau organisme lain misalnya proses evolusi sebagai proses penyesuaian diri terhadap lingkungan tempat hidupnya. Dalam kasus ini, sub-spesies tetap dalam satu spesies namun terdapat perbedaan pada beberapa ciri khusus yang dimiliki. Misalnya untuk varietas pada spesies ikan mas / tombro dengan varietas kumpai yaitu Cyprinus carpio L Flavipinnis. Nama spesies dari ikan mas yaitu Cyprinus carpio memiliki varietas kumpai yaitu flavipinnis.

Ciri-ciri spesies awalnya hanya didasarkan pada sifat-sifat morfologi tetapi pada era belakangan ini, keterangan biologis lain misalnya sifat, fisiologi dan informasi genetik (DNA, RNA, dan protein) juga diikut sertakan. Oleh karena itu, lingkungan sekitar yang menyertai suatu spesies juga menjadi factor dalam penentuan konsep spesies. Cara ini sering disebut dengan taksonomi modern.

Terimakasih telah membaca Taksonomi Ikan dalam Iktiologi Modern.

Share with your friends